Perang Gaya Streetwear dari 3 Kota Mode Dunia: Yang Mana Kiblat Lo?

in Oct 31, 2024

Streetwear telah menjadi salah satu subkultur dalam dunia fashion yang banyak diadopsi anak muda dari berbagai belahan dunia. Setiap kota memiliki interpretasi dan nuansa unik tersendiri dalam menerjemahkan streetwear versi mereka.

Karakteristik iklim, sejarah, gaya hidup dan budaya menjadi beberapa faktor yang turut memengaruhinya. Kali ini kita akan melihat perbedaan yang kontras dari 3 kota besar yang menjadi kiblat fashion dunia—Tokyo, Paris, dan New York

1. Tokyo: Eksentrik, Berani, dan Futuristik

Tokyo selalu dikenal sebagai pusat inovasi fashion yang eksentrik dan unik. Gaya streetwear di kota ini sangat dipengaruhi oleh budaya Harajuku, di mana individualitas dan ekspresi diri menjadi fokus utama. Masyarakat Tokyo tak segan memadukan elemen-elemen streetwear dengan mode avant-garde dan futuristik, menciptakan tampilan yang edgy dan seringkali tidak konvensional. Ciri khas dari gaya streetwear ala Tokyo adalah warna-warna cerah, motif tabrakan, aksen oversized, hingga penggunaan aksesori yang berani seperti topeng, ikat kepala, dan perhiasan besar. Beberapa brand yang menjadi pengaruh besar dalam dunia streetwear Tokyo adalah A Bathing Ape (BAPE), Neighborhood, dan Comme des Garçons.

2. Paris: Minimalis, Elegan, dan Chic

Paris yang menjadi ibu kota mode dunia memiliki pendekatan yang berbeda terhadap streetwear. Gaya di kota ini cenderung lebih halus dan minimalis, dengan tetap mempertahankan kesan mewah dan elegan. Meski pengaruh streetwear mulai merambah Paris, tampilan umumnya lebih bersih dengan fokus pada siluet yang simpel, kualitas material, dan palet warna netral. Ciri khas streetwear ala Paris adalah potongan-potongan tailored, warna monokrom, dan elemen elegan yang menyatu dengan streetstyle, seperti blazer oversized atau celana tapered. Parisian chic dalam streetwear seringkali mengutamakan kualitas daripada kuantitas, dengan penekanan pada detail. Beberapa brand yang mendominasi streetwear ala Paris adalah Off-White, A.P.C, dan Maison Margiela yang menggabungkan elemen streetwear dengan mode high fashion yang sangat dipuja di Paris.

3. New York: Urban, Kasual, dan Praktis

New York adalah rumah bagi streetwear yang paling kasual dan fungsional. Gaya streetwear di kota ini terinspirasi oleh kehidupan urban yang dinamis, budaya hip-hop, dan skena skateboard yang kuat. Di sini, tampilan streetwear terlihat lebih praktis dan wearable untuk keseharian, dengan sentuhan sporty dan utilitarian. Ciri khas dari item streetwear ala New York antara lain hoodies, sneakers, jaket bomber, dan celana cargo. Palet warna yang digunakan lebih berani dengan logo besar dan cetakan grafis yang kuat, mencerminkan budaya urban kota ini. Brand-brand seperti Supreme, Kith, dan Stüssy memiliki pengaruh besar dalam membentuk identitas streetwear New York, serta kontribusi dari ikon hip-hop yang sering terlihat mengenakan brand-brand ini.

Jadi, cara setiap kota mengadaptasi gaya streetwear sangat berbeda dan mencerminkan jiwa kota tersebut. Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah ada ciri khas streetwear ala kota di Indonesia yang menarik perhatian lo?